OPINI :
Penulis : TOPAD
MERASA paling benar, paling istimewa dan menonjolkan agama yang dianutnya ke publik, sekalipun yang dibanggakan tersebut benar adanya, bukan sikap yang disukai Tuhan di agama manapun dimuka bumi ini, apalagi berbeda atas apa yang ditonjolkan dengan prilakunya, adalah prilaku yang sangat dibenci oleh Tuhan Allah siapa pun.
Hal tersebut jelas ada di kitab suci masing-masing agama. Agar tidak menyesatkan dan berdampak tidak baik bagi negara ini, mari kita lihat apa yang tertulis di kitab suci masing-masing agama yang ada di RI ini.
Quran menyebut ada 3 sikap yang tidak disukai, yaitu Al-tsartsaruun (membual), Al- mutasyaddiquun (berbicara berlebihan), Al-mutafaihiquun (angkuh).
Kristen dengan 6 perkara yang dibenci Tuhan, dan menempatkan Kesombongan (congkak) pada urutan pertama, atau 7 dari dosa maut.
Hindu menyebut Mada (kesombongan).
Budha dengan Sanubari Teduh (melenyapkan kesombongan dan nafsu), dan demikian juga Konghucu membenci sangat membenci kesombongan.
Saat ini kita disuguhkan tontotan berisi perdebatan, saling menghujat, dan menonjolkan perbedaan, kelebihan agama dan kelemahan agama lawan bicaranya, merasa dirinya paling benar dan menguasai isi kitab suci.
Perdebatan bukan hanya dilakukan oleh yang berbeda agama, bahkan group penganut agama yang sama pun, semakin terbuka, memperlihatkan sikap pro dan kontra terhadap prilaku dari para pimpinan lembaga agama yang dianutnya.
Berdiskusi, memperdalam isi kitab suci dan implementasi di kehidupan sehari- hari, tidak ada salahnya. Namun bila isinya untuk saling mencari kelemahan dan kejelekan, menghujat, dan pembiaran, dampaknya akan membahayakan existensi kerukunan umat beragama.
Tidak ada satupun agama yang mengajarkan kebencian, menyombongkan agama yang dianutnya, saling menjelekkan, memusuhi sesama yang berbeda agama.
Tuhan dari agama apapun, membenci umat yang menyombongkan imamnya. Sekalipun, dia tahu persis seluruh isi dari kitab suci tersebut.
Siapa pun baik umat biasa, pekerja, tokoh atau pimpinan lembaga agama, tidak memiliki atau memiliki gelar keilmuan dibidang agama, S1, S2, S3, Professor, berceramah, berdebat, berpendapat dengan tujuan mempengaruhi, mengajak secara terbuka, memprovokasi dan melukai hati sesamamu, saudaramu, dengan dalil-dalil kesombongan dan keangkuhanmu, saya pastikan adalah perbuatan sia-sia dimata Tuhan.
Tuhan tidak menyukai prilaku demikian, dan DIA tahu apa yang tersembunyi di pikiran dan hatimu. DIA lebih sayang umat yang tahu sedikIt, bahkan tidak sama sekali, namun prilaku, ucapan dan perbuatannya memancarkan sinar terang, kelembutan dan kebaikan kepada sesama.
Inti dari ajaran Tuhan, di agama manapun itu adalah Humanisme, mengajarkan hubungan baik antar sesama ciptaan-NYA, berdasar kebenaran yang hakiki, yang diajaran Tuhan Allah, Tuhan Yang Esa.
Tampil diumum, medsos, menonjolkan keangkuhan, mempertontonkan kemampuan berdebat, mengangkat perbedaan, menghakimi, dan menganggap paling benar, saran saya lebih baik saudara kembali membaca kitab suci yang saudara yakini. Karena yang saya pahami, bahwa tidak ada satu pun kitab suci dari kelima agama yang telah diakui di negeri ini, untuk menghujat, menonjolkan angkuh dan menyakiti sesama atau saudaramu sendiri.
Penulis yang juga sebagai pendiri dan ketua umum perkumpulan pengusaha rakyat nusantara (pusatnusa), situs www.pusatnusa.com, yang anggotanya terdiri dari masyarakat dari berbagai suku, agama dan ras yang tersebar di seluruh wilayah NKRI, sangat mencintai kerukunan umat beragama, bertoleransi terhadap perbedaan, menjunjung tinggi persaudaraan dan persahabatan, ajaran yang kami dapatkan dari masing-masing kitab suci yang kami yakini, dan mungkin juga sama dengan yang saudara yakini.
Kami ingatkan untuk tidak melanjutkan perbuatan demikian. Jika masih saudara-saudara teruskan, kami atau mungkin juga sebahagian besar dari rakyat RI ini justru meragukan, dan oleh sebab itu, rakyat banyak atau khususnya anggota pusatnusa yang beragama yang sama dengan saudara, mengundang saudara untuk berdialog secara jernih, memastikan apakah saudara-saudara telah memahami dan melakukan perbuatan kebaikan terhadap sesamamu, menjunjung tinggi nilai persaudaraan dengan sesama dalam kehidupan sehari-sehari.
Menanyakan ke lembaga dan ketokoh agama yang krediable, apakah kegiatan saudara ini masuk kategori penistaan, tidak menyenangkan atau apapun itu namanya yang masuk kategori mengganggu kerukunan umat beragama, menodai toleransi beragama dan lain sebagainya.
Humanisme Dari Kitab Suci
Kutipan ayat-ayat dari berbagai kitab suci berikut ini, menjadi dasar untuk menentang sikap tidak terpuji yang dipertontonkan belakang ini.
Secara urut, dikutip sebagian dari kitab suci, diurutkan mulai dari kitab suci agama terbesar, ayat-ayat atau ajaran terkait prilaku terhadap sesama manusia, persaudaraan ke sesama.
Islam (86.7%)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” QS. Al-Isra’ ayat 7.
“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.” QS. al An’am ayat 160 “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.”QS. Al-Qashas ayat 77 . “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al Baqarah: 195. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” QS. Ar-Rahman: 60.
“Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula” . QS. Az-Zalzalah: 7-8.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al-A’raf: 56. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri”. QS. Al-Isra’: 7
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. “Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.” QS. Al-Baqarah: 261.
Kristen (10,72 %)
Sebagian dari 15 ayat yang ada, demikian : ….hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Matius 5: 16). ….berbuat baik, maka saudara berbuat baik kepada diri mu sendiri (Amsal 11:17) Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu (Ulangan 15:11) Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah (Ibrani 13:16). Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13). ….berbuat baik kepada semua orang (Gal 10:6). Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Galatia 6:9).
Hindu (1,74 %)
Rg Weda X. 191, 2–4:
Hendaklah bersatu padu, bermusyawarah dan mufakat guna mencapai tujuan dan maksud yang sama, seperti para Dewa pada zaman dahulu telah bersatu padu.
“Begitu juga, bersembahyanglah menurut caramu masing-masing, tetapi tujuan dan hatimu tetap sama, serta pikiranmu satu, agar dikau dapat hidup bersama dengan bahagia.”
Yasmin sarvani bhutani-atmaiva-bhud vijanatah, tatra ko mahah kah soka ekatvam anupasyatah (Yayurveda XI.7).
“Bilamana orang yang cerdas menjalankan persatuan dengan seluruh dunia yang bernyawa (hidup) dan merasakan kesatuan dengannya, lalu semua keterikatan dan malapetaka lenyap.”
Semoga kami memiliki kerukunan dengan orang-orang yang dikenal dengan akrab dan orang-orang asingpun.” samo ‘ha? sarva-bh?te?u na me dve?yo ‘sti na priyah ye bhajanti tu m?? bhakty? mayi te te?u c?py aham | (Bhagawadgita, IX:29.)
Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua makhluk. Bagi-Ku tidak ada yang paling Ku-benci dan tidak ada yang paling Aku kasihi. Tetapi yang berbakti kepada-Ku, dia berada pada-Ku dan Aku bersamanya pula. Ye yath? m?m prapadyante t?ms tathaiva bhaj?my aham, mama vartm?nuvartante manusy?h p?rtha sarva?ah | (Bhagawadgita, 4:11) Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku, Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna). Yo yo y?m y?m tanum bhaktah ?raddhay?rcitum icchati, tasya tasy?cal?m ?raddh?m t?m eva vidadh?my aham | (Bhagawadgita, 7:21).
Kepercayaan apapun yang ingin dipeluk seseorang, Aku perlakukan mereka sama dan Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap . Arthaamsca durlabhamloke klesamsca sulabham-statha, duhkham caiva kutumbaartham yahpasyati sa mucyate (Sarasamuscaya 474) ……. begitu sulitnya menjaga keakraban dalam persaudaraan atau Kutumbha dalam kebersamaan hidup ini.
Budha (0,77 %).
251 Welas Kasih, Keharmonisan Sosial, Dikenal dengan istilah kepentingan diri sendiri atau orang lain, serta bersikap.
Persaudaraan digambarkan sebagai cinta kasih dan norma kehidupan. Pengembangan cinta kasih atau Mettã Page 7 ﴾ 226 ﴿ adalah rasa persaudaraan, persahabatan, pengorbanan, yang mendorong kemauan baik, memandang makhluk lain sama dengan dirinya sendiri (Dhammasugiri, 2004: 21).
Konghucu (0,033 %)
Falsafah Dasar Tian: Zhen: yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.
Xing: Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan). Ren. Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu “apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain.” (Lunyu)Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, yaitu “kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju.” Xin – percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.
Harapan penulis dalam opini ini, kiranya berguna untuk mengingatkan, dan memupuk toleransi, persaudaraan, makin taat dan mengimplementasikan ajaran, ajaran yang bernilai tinggi tersebut, dalam kehidupan sehari- hari.
Sulitnya bangsa ini keluar dari permasalahan yang bertubi-tubi menimpa, musibah yang berkepanjangan dan belum tahu dimana ujungnya, adalah karena faktor manusianya yang semakin mengabaikan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang diajarkan oleh masing-masing agama yang dianutnya.
Segeralah berbalik, memahami secara benar, murni dengan penuh ketulusan untuk memuliakan Tuhanmu dan memupuk sikap humanisme yang ada di semua agama, dan sangat dibutuhkan bangsa ini.
Semoga bermanfaat.